Keserakahan manusia semakin rakus,
Peradaban manusia diinjak-injak,
Agama dipermain tanpa rasa takut,
Nilai budaya entah ke mana,
Engkau, engkau, aku,aku...
Kubur masing-masing...
Salah siapa?
Jari menunding tanpa sedar,
Sendiri terkena...
Bumi dipijak semakin murka,
Langit dijunjung semakin gelap,
Bencana datang bertimpa-timpa,
Tanpa isyarat tanpa petanda,
Lenyap insan tak kenal siapa...
Gerun sebentar cuma,
Nikmat duniawi mengatasi segala...
Tidakkah kita insaf sebagai hamba?
Jasad terbujur tanpa sempurna,
Tsunami menerjah tanpa belas,
Merapi meletus melahap tanpa kasihan,
Gempa mengegar tanpa suara melenyap segala,
Tidakkah kita terfikir?
Bila petaka datang menimpa nanti,
Di manakah kita?
Nukilan : Maya Kirana
2 comments:
mungkin bila nilai keperluan makin meninggi dan ketinggian jiwa pula makin merendah,dan akhirnya merosot..orang mudah menerima apa yang berlaku sebagai biasa, walaupun jiwanya tak suka.ini hanya mungkin bukan pasti.
terima kasih atas komentar saudara yang begitu realistik di zaman ini. Sesungguhnya kebiasaan sering membuat manusia alpa akan sesuatu yang haq dan juga bathil...
Post a Comment