Berjalan-jalan di ibukota,
simpang siur kereta melata,
Hingar bingar suara manusia,
Semua ada kepentingannya,
Menarah, meratah selagi ada.
Berjalan-jalan di ibukota,
sesekali aku mendongak,
Pencakar langit berdiri megah,
Kemegahan yang begitu sombong,
melihat teratak-teratak usang di bawah sana,
Berjalan-jalan di ibukota,
Terlihat warganya tergesa-gesa,
Entah ke mana hala tujunya,
Subuh maghrib entah di mana,
Masihkah ada keberkahannya?
Berjalan-jalan di ibukota,
Tercium aroma bercampur baur,
Wangi, hanyir menjadi satu,
Di mana indahnya?
Di mana istimewanya?
Berjalan-jalan di ibukota,
Remang senja menyingkap segala,
Pilihannya cuma dua,
Sujud tawaduk di jalan Tuhannya,
Atau melirih jalan penuh durjana,
Berjalan-jalan di ibukota,
Perkukuhkan iman di dada,
Agar tidak tersesat arah,
Agar nafsu tidak serakah,
Agar iman menjadi pedoman,
Berjalan-jalan di ibukota,
Aku ingin cepat pulang,
Kerana...
Aku tidak bisa lama di sini...
Hasil Nukilan : Maya Kirana
0 comments:
Post a Comment